Rabu, 29 Agustus 2018

[ Diary ] : Jauh dari orangtua demi sekolah

Saya akan membagikan pengalaman saya pertama kalinya merantau di luar kota tanpa ada satupun keluarga dan kota itu benar-benar asing bagi saya, karena sebelumnya saya belum pernah liburan ataupun jalan-jalan ke kota ini yaitu Kota Surabaya.

Disini saya akan membagikan sewaktu saya SMP, saya merupakan orang yang suka emosi, lumayan sering melawan orang tua(gak yang sampe parah-parah banget gengs), saya dididik secara keras sehingga saya berpikir lebih bahagia tinggal sendiri tanpa adanya orang tua yang menemani saya.

Saya pertama kali merantau sekolah saat memasuki bangku SMA, tepatnya waktu umur saya 15 tahun. Saya tinggal di sebuah apartemen disamping sekolah saya. Pertama kali, saya ditemani oleh mama saya dalam kurun waktu 3 minggu. Awalnya saya mengikuti pembelajaran sekolah, dalam waktu 2 hari membuat saya tidak betah untuk tinggal di kota pahlawan ini. Mengapa? Karena sulit anak luar pulau seperti saya harus beradaptasi di sekolah pulau Jawa, saingannya yang ketat, pelajaran Bahasa Inggris yang cukup sulit, dan pelajaran lainnya membuat saya semakin down. Saya membayangkan betapa menyedihkannya untuk tinggal sendiri ditemani dengan sebuah kebiasaan harus belajar dan mengejar nilai. Saya ingin mendapat prestasi yang baik, karena saya sadar saya sekolah bayar dengan uang yang cukup tinggi. Cukup banyak mencucurkan air mata, hanya bisa menangis dan menangis. Akhirnya, mama saya harus kembali ke Kalimantan, ya pulau dimana saya dibesarkan.

Hari itu, mama saya pulang. Kalian tau apa yang saya rasakan? Saya seharusnya senang karena saya jauh dari orang tua saya. Tetapi saya sadar, saya PERLU orang tua saya, orang tua saya tidak sejahat yang saya pikirkan selama ini, disetiap saat saya sendiri saya selalu menangis, tetapi karena teknologi yang maju saya dapat vidcall sama mama dan papa saya. Mereka MENGASIHI ANAKNYA dengan tulus. Saya tinggal di kota ini tidaklah mudah, saya adalah seorang vegetarian (tidak makam daging) sehingga saya harus mencari makanan yang tidak ada terasinya, tidak ada daging dan ikan, petis dan banyak lainnya. Setiap hari saya diberi semangat oleh mama papa saya, mereka selalu mengingatkan saya untuk selalu berdoa kepada Tuhan, mendekatkan diri kepada Tuhan, selalu berpikir positif (pasti bisa).

Hari demi hari berlalu, saya tau betapa besarnya kasih orang tua kita. Tidak ada yang sangat mengasihi kita dengan hati yang sangat tulus selain TUHAN dan ORANG TUA. Saya belajar banyak dari pengalaman hidup sendiri, dimana saya harus mandiri, dan semenjak itu saya berubah, saya BUKANLAH pribadi yang suka marah-marah dan melawan orang tua lagi. Selama hidup saya, saya ingin mendapat nasihat yang baik dari orang tua saya, karena mereka peduli dan mereka tidak mencelakakan saya dengan nasihatnya.

Pesan yang saya dapat saat saya sendiri merantau sekolah tanpa ada satu keluarga yaitu gunakanlah waktumu dengan keluargamu sebaik mungkin. Karena kamu tidak tau apa saja yang akan terjadi kedepan saat kamu terpisah dari orang tua. Dekatkanlah dirimu kepada Tuhan, karena Tuhan menopang hidupmu dan menjaga hidupmu.

Semoga cerita ini bermanfaat bagi semua orang

Marilah kita memiliki kerendahan hati dan saling mengasihi

GodBlessYou.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar